Akhir yang akhirnya :)
Kalau ditanya rela atau enggak jawabannya ya belum. Bukan perkara mudah. Yang namanya belajar pasti ada materi yg sulit tapi kalau sudah terbiasa dikerjakan pasti akan mudah seiring waktu. Belajar tentang hidup. Begitu katanya. Katanya ini soal waktu dan keikhlasan. Tapi nyatanya masih terasa sulit saat sesuatu yg membuat kita nyaman namun hanya sementara. Begitu banyak alasan muncul dikepala saat itu menyangkut perasaan. Seharusnya bisaa seharusnya begini seharusnya yg lain hingga menjadi ya seharusnya sudah ya sudah saja. Bukan salah satu pihak. Bukan salah takdir. Karna manusia dibekali akal untuk bisa mengambil keputusan. Dan ketika manusia belajar memilih sudah seharusnya pilihan itu harus dipertanggung jawabkan. Gak ada pilihan yang menguntungkan. Pasti ada kendala dan masalahnya. Yaaa ambil contoh aja pilihan ketika kita mulai sayang dan nyaman sama seseorang. Yang selalu ada buat kamu. Yang tau km seperti apa. Yang bisa mengendalikan tangis dan emosimu. Dan yang yang itu lah tanpa kita sadar juga yang membuat kita terluka. Aku berfikir itu karena ekspektasi kita yang terlalu tinggi. Coba kalau kita tidak menggantungkan harapan dan bahagia kita kepada orang lain mungkin kalau kenyataannya tidak seperti itu kita tidak akan kecewa. Saat kita berharap orang lain melakukan hal yang sama seperti apa yang kita lalukan itu saja sudah salah. Begitu kenyatannya. Begitu rasanya. Kalau kamu kecewa karena hal yang km harapkan tidak sesuai dengan apa terjadi sadarlah dan berhenti. Sebelum itu makin menjadi boomerang dalam dirimu. Belajarlah untuk bertanggung jawab atas kebahagiaan mu sendiri. Karena orang lain pun pasti mengusahakan kebahagiaannya sendiri dulu. Mau sampai kapan seperti ini? Orang lain tidak akan ambil pusing akan kekecewaan dan ekspektasimu. Tidak ambil pusing akan hal itu. Justru jika km semakin menuntut km hanya akan kehilangan banyak hal. Tak terkecuali orang yang kamu sayangi. Well because you never know what you have until you lost it at all :)
Komentar
Posting Komentar